Sekarang
dah hampir jam satu pagi, tepatnya Senin 17 Maret 2014, 0:55 wib..
tiba” teringat kembali isi buku yang pernah kebaca, tahun berapa gitu..,
penulisnya bilang - “banyak wanita-wanita yang baik agamanya yang sudah siap untuk menikah. tapi tidak banyak lelaki yang siap untuk meminang para wanita” tersebut, entah apalagi yang mereka tunggu”, kurang lebih seperti itu bunyi nya...
lalu tiba-tiba keinget omongan sohib seminggu yang lalu ketika barengan diacara EM TE QI EN Kecamatan. Waktu itu kita juga bahas mengenai pernikahan.
tiba” teringat kembali isi buku yang pernah kebaca, tahun berapa gitu..,
penulisnya bilang - “banyak wanita-wanita yang baik agamanya yang sudah siap untuk menikah. tapi tidak banyak lelaki yang siap untuk meminang para wanita” tersebut, entah apalagi yang mereka tunggu”, kurang lebih seperti itu bunyi nya...
lalu tiba-tiba keinget omongan sohib seminggu yang lalu ketika barengan diacara EM TE QI EN Kecamatan. Waktu itu kita juga bahas mengenai pernikahan.
Tu sohib
bilang, “ iya za, tapi apa ada perempuan sekarang yang mau nikah Cuma pake
among-among?”..
Dalam hati
mikir, iyaa jugaa yaa....
Tapi
kalau seandainya sudah manthaab, yakinkan dong sama kedua orang tua, calon
istri atau calon mertua, bahwa “Pernikahan yang baik kan bukan hanya sekedar pernikahan dengan pesta yang megah, Tapi
bagaimana kesiapan kita untuk menjalaninya, sudah cukup ilmu atau belum”...
Masih
berbicara mengenai pernikahan. sepulang liqo’an kita sempat kumpul dirumah
salah satu rekan mengulang kembali materi yang disampaikan murabbi, bahwa
banyak anak” remaja yang menikah muda tetapi pernikahannya gagal diakibatkan
kurangnya pengetahuan mengenai pernikahan, dan masing” hanya memikirkan hak”nya
saja..
contoh : laki” hanya memikirkan bahwa jika ia menikah akan ada yang mengurusi kehidupannya kelak, mulai dari bangun tidur, sampai mau tidur lagi (tidur mulu yaa..). Tapi ia tidak memikirkan bahwa ia harus mencari nafkah untuk membiayai hidup kelurganya, menjadi pemimpin yang bijaksana, dan bersabar menerima kekuranga istrinya nanti..
contoh : laki” hanya memikirkan bahwa jika ia menikah akan ada yang mengurusi kehidupannya kelak, mulai dari bangun tidur, sampai mau tidur lagi (tidur mulu yaa..). Tapi ia tidak memikirkan bahwa ia harus mencari nafkah untuk membiayai hidup kelurganya, menjadi pemimpin yang bijaksana, dan bersabar menerima kekuranga istrinya nanti..
Begitu
juga dengan wanitanya, hanya memikirkan akan ada yang membiayai tanggungan
hidupnya kelak, tanpa memikirkan bahwa ia akan mengurusi suami dan anaknya,
mulai dari menyiapkan makanan, menyuci, menggosok, dan bersabar menerima
kekurangan suaminya...
Hal-hal
inilah yang biasanya menjadi penyebab pecahnya rumah tangga yang baru dibina.
Bak
kata unic : pelajari ilmu rumah tangga,
agar kita lebih bersedia (siap) menuju hari yang bahagia....
Ehe,
mong ngomong, bener gak tu lagunya unic....????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar