Selesai membaca buku
hasil meminjam dari temen, banyak memberikan pelajaran baru kepada saya tentang
arti sebuah penantian. Bahwa penantian bisa menjadi hal yang menyenangkan.
Namun bisa menjadi hal yang paling menderita. tergantung bagaimana kita menanggapinya.
Adapun fenomena
yang sering terjadi pada penantian menurut abu fatih adalah :
1.
Banyak orang yang menunda pernikahan dengan
alasan ingin belajar terlebih dahulu. Hal ini memang tidak mengapa, tapi kalau
memang mampu membagi waktu antara belajar dan berumah tangga kenapa tidak?
Menikahlah !
2.
Berkarier dulu
Tidak sedikit yang menunda pernikahannya dengan alasan
ingin meraih cita-cita terlebih dahulu, mejadi PNS, Anggota DPR atau
sebagainya. Hal ini juga tidak mengapa,, tapi kalau mampu berkarier sekaligus
berumah tangga maka lebih utama menikahlah, agar rezeki yang didapat lebih
barokah.
3.
Tidak bercermin diri
Sebagian besar menunda pernikahanya dengan alasan belum ada yang cocok, padahal
dalam islam yang utama adalah agamanya (terutama aqidah dan akhlaknya).
Terkadang seseorang menginginkan yang sempurna tetapi dirinya tidak pernah
menyempurnakan diri. (berusaha lebih baik).
4.
Jodoh tak kunjung datang.
Sebagian orang menunda pernikahan dengan alasan belum
ketemu jodoh, padahal alangkah baiknya jika tidak hanya menunggu. Menjemput
jodoh umumnya dilakukan oleh laki-laki. Padahal tidak salah jika dilakukan oleh
perempuan dengan bertanya kepada orangtua, saudara, atau sbahabat. Bahkan
seorang perempuan boleh menawarkan dirinya kepada seorang pemuda, yang penting
niat dan caranya benar.
Masih banyak, hal” lain yang biasanya menyebabkan seseorang
menunda pernikahannya, menunggu seseorang lulus kuliah (janjinpalsu) trauma masa lalu, belum cukup
umur belum berpenghasilan tetap, berbeda dan sebagainya.
Pernikahan memang
bukan fardhu ain, seperti halnya sholat fardhu, tidak ada dosa atas seseorang
yang belum menikah selama dia memang tidak menentang sunnah Rasulullah ini,
jadi sekarang ataupun nanti kita menikah, bukanlah permasalahan utama, yang
terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian dengan hal-hal positif
ataupun aktifitas yang berhubungan dengan program bimbingan pranikah (Abu
fatih 2013: 4)
Cinta Adalah fitrah
setiap insan, sebagaimana telah Allah firmankan dalam kitab suci Nya.
“dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
didunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik” (QS. Al Imran : 14)
Cinta yang sehat
bisa membuat orang bersemangat, sedangkan cinta yang buta bisa membuat orang
menderita dan cinta yang tuli bembuat orang tidak terkendali. Bersyukurlah
sahabat yang dikaruniai rasa cinta dan mampu menyikapinya dengan sikap terbaik
sesuai Al-Qur’an dan sunah.
Cinta tidak
dilarang oleh islam, tapi cinta diarahkan agar tetap berada pada jalur yang
bisa menjaga kehormatan diri dan orang lain yang anda cintai.
Ketika hubungan
anda dengan seseorang terlarang dalam agama, maka syaitan akan berusaha sekuat
tenaga untuk membutakan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut
dalam badai asmara haram.
Akan tetapi,
setelah hubungaan antara anda berdua telah halal, maka syaithan akan
menyibakkan tabir dan berbalik arah. Syaithan berusaha membendung badai asmara
yang telah menggelora dijiwa, saat itulah anda menemukan seperti apa pasangan
anda sebenarnya.
Semoga kita adalah
bagian dari orang-orang yang mampu menyikapi penantian dengan bijak sesuai
dengan Al-qur’an dan sunnah. Dan dimasa penantian ini, mari kita jadikan masa
yang bisa mengoptimalkan potensi diri kita, kelak kesibukan ketika telah
menjadi istri atau suami menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghafal
Al Qur’an dan hadist akan lebih terbatas.
Maka kenapa tidak
kita optimalkan mulai dari saat ini, agar ketika saatnya telah tiba Allah
mempertemukan dengan pasangan hati kita untuk mengharungi samudera kehidupan ,
kita telah siap dengan persiapan yang adaa. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar